SINGAPORE IS ANTI-SMOKING COUNTRY
- I am against Singapore's anti-smoking campaign -Singapore. Ya Singapore. Negara yang gue tinggali selama kurang lebih 7 taun ini memang terlalu punya banyak aturan. Gak boleh ini, gak boleh itu, yang akhirnya memberi kesan "nanny" sama negara ini.
Satu hal yang paling gue benci? Kegigihan Singapore untuk menghapus perokok dari tanahnya. [Gue tetap berprinsip bahwa alcohol lebih berbahaya ketimbang rokok, so mendingan larang jualan minuman keras deh daripada rokok]. Yang menurut gue amat sangat parah adalah cara Singapore menjalankan anti-smoking campaign. Beberapa contoh:
1. Tag peringatan merokok di Indonesia berbunyi : "Merokok dapat menyebabkan ..." (well merokok dapat lho, dan gue selalu beli, jadi gak papa dong yah?). Kalo di singapore, padat dan menyayat : " SMOKING KILLS" (huhuh emang sih smoking kills, kalo loe ngerokok di tengah rel kereta api, ato merokok setelah menenggak baygon satu kaleng penuh, ato merokok sambil menunggu eksekusi mati di tiang gantung).
2. Rokok di singapore harganya dooooh. Satu bungkus 9 dollar. Gila banget, dengan harga segitu sih bisa dapet satu selop rokok Indo. Gila gak? Tapi gue rasa itu sih merugikan singapore sendiri, toh akan makin byk duit rakyatnya yang terbuang buat beli rokok, padahal mungkin bisa buat beli hal lainnya (Seperti satu bungkus rokok tambahan, misalnya)
3. Di tiap rokok itu dikasih gambar gambar yang menurut gue amat sangat menjijikkan. Misal ada satu gambar bayi yang kurus banget agak cacat dan sedang di infus. Kata mereka akibat rokok ( YA JELAS AJA LAH, MASA BAYI UMUR SEGITU DISURUH NGEROKOK! GOBLOK YANG NYURUH DEH). Ato satu keluarga dengan dua anak yang keliatan kurang energi gara gara rokok. ( WAH JADI KALO NGEROKOK BISA PUNYA DUA ANAK YAH.....HEBAT JUGA)
4. Ini yang most annoying buat gue, kalo loe ke orchard dan menyeberang jalan di depan takashimaya ke arah paragon, loe akan melihat sebuah kotak gede dengan tulisan " This is amount of tar in your lungs after you smoking for two years ". GUE BILANG AJA KALO UKURAN KOTAK ITU SAMA PENAMPANG LUAS BADAN GUE AJA GEDEAN KOTAK ITU. Ini super gak rasionalis yang membuat orang2 penikmat rokok yang agak malas mikir jadi gak mao ngerokok. [Gue tidak pernah lupa membuang abu rokok gue di kotak ini setiap gue lewat jalan itu, karena menurut gue itu one of the dumbest thing i've ever heard]
Well, itu semua gak membuat gue berhenti ato mengurangi rokok sampe detik ini. Gue tetep social smoker (maksudnya mensosialisasikan rokok pada orang orang yang bukan perokok). Cuma ya mulai detik ini, barusaaaan aja. Gue mutusin buat ngurangin rokok gue dengan tujuan berhenti slamanya pr becoming a very very very very light social smoker (light here, I refer to my weight, 60 kg insya allah). Alasannya karena ada dua orang yang gue sangat perduli pendapatnya menegur gue.
1. Orang pertama. Dia bilang kalo merokok itu haram. Gue bilang nggak dong. Dia bilang iya, karena orang orang sekitar yang tidak merokok itu mengisap asap rokok itu juga, nah jadinya loe menzhalimi orang itu. Gue terdiam untuk menelaah sesaat. Dia bener juga. Ya jadilah gue berjanji utnuk mengurangi frekuensi rokok gue diantara orang orang yang tidak merokok.
2. Orang kedua. One message received.
"Jelek, km sk ngrokok kan? krgin yah,,huu msh mo ngob d,, mana laper lg;p"One message received.
"Gak mau aja klo km knp2 ******,, oomku br kn srgn jtg gr2 itu..--[part of msg sengaja gue edit]--,,trs kl km ngerokok mulu mana kuat main bola+rnang hehe."Hehehe. Emang gue juga udah niat ngeberhentiin sih. Bukannya apa2, nafas gue terasa "dji sam soe" banget kalo gue lari ato renang yang jelas amat sangat menyulitkan gue dalam "a journey to 60 kg".
- Buat yang ngerokok, maaf ya kalo postingan ini agak menyinggung. Lgan lanjut aja, jgn berhenti gara2 negara ini membuatnya sulit. Berhenti karena loe pengen berhenti (lagian selama globulus loe masih tetap banyak, gak akan ada masalah deh) - CaTLio
CAD/CAM Lab