WORDS
See I'm all about them words
Over numbers, unencumbered numbered words
Hundreds of pages, pages, pages forwards
More words then I had ever heard and I feel so alive[ You and I Both, Jason Mraz ]Saya adalah seorang manusia yang lebih suka menjelaskan sebuah masalah atau pendapat saya lewat sebuah media tulis ketimbang lewat suara saya. Bukan saya pendiam (Ok, seluruh jagat raya harusnya tau Bimo Eko Satrio itu berbicara lewat sumsum tulang belakang, jadi gak mungkin pendiem) ato sok berhemat kata2 menjadi misterius. Tapi saya merasa bahwa dengan menulis saya lebih mampu memikirkan kata yang tepat dalam menyampaikan pendapat atau pandangan saya. Dan kemarin, lewat sebuah kejadian yang sangat sederhana, saya menyadari ini salah (dan saya juga menyadari kenapa kebanyakan hubungan jarak jauh tidak berjalan cukup baik).
5% WordsSaya tidak yakin apa pendapat saya ini disetujui para pakar komunikasi di dunia. Tapi saya berani mengklaim (ok this is a claim, so it is not supported by fact) sepertinya dari semua yang kita sampaikan, kata2 yang kita gunakan hanya constitute mungkin sekitar 5% dari penyampaian kita. Pemilihan kata yang tepat, setepat2nya hanya mampu menyampaikan perasaan, pendapat atau pandangan kita sebanyak 5%. Ok, those who study communication may be can suggest me a more precise figure?. Tapi jelas, pemilihan kata itu tetap sangat penting. Seperti yang adih bilang dalam blognya, kata2 yang Nora Ephron pilih dalam Sleepless in Seattle jelas sangat lebih baik daripada kata kata yang George Lucas pilih ketika mereka mencoba menyampaikan suasana penuh cinta di dalam filem. Kalau words itu cuma 5%, lalu kira2 yang memegang bagian lebih besar?
40% VerbalSaya berani bilang sekitar 40% penyampaian ide kita itu dipengaruhi cara kita menyebut kata2 yang kita pilih diatas. Sebagai contoh, akan sangat aneh kalau kita mengucapkan kata2 "i love you" dengan nada yang sama kita gunakan ketika mengucapkan "Can I have the bill, please?" (OK mungkin contoh gue gak gitu bagus, cuma ngerti gak sih maksud gue?). Dari nada suara yang loe sampaikan, loe bakal tau apakah ini sebuah penyampaian dari seorang kakak kepada adik atau seorang bapak kepada anak. Loe juga akan tau apakah seorang mencoba mengajari loe dengan sabar atau mencoba memaksakan kehendaknya sama loe. Mungkin contoh yang lebih tepat bisa disadari oleh mereka yang suka bermain drama. Mereka pasti sangat menyadari bagaimana dengan mengganti nada suara mereka, kesan yang ditimbulkan amat sangat beda. Tapi masih ada satu bagian penting yang lebih menentukan dalam penyampaian kita akan sesuatu.
55% Non-Verbal/ Body LanguageSaya yakin lebih dari 50% komunikasi yang kita lakukan itu adalah lewat body language kita. Dari gerakan tangan, nafas, ekspresi muka, degup jantung(ini gak bisa diatur sih tapi bisa jadi indikasi penting dalam menyampaikan sesuatu). Saya merasa ini kenapa saya merasa film picisan lebih menyiksa ketimbang buku picisan. Sehabis nonton filem yang super jelek gue bisa memaki2 habis. Tapi paling kalo buku jelek, gue cuma bilang "ah gitu doang ternyata". Karena buat gue, seorang sutradara filem punya instrument lebih banyak untuk membuat sebuah filem menarik ketimbang seorang penulis buku (walau itu juga menyebabkan sangat sulit membuat sebuah filem masuk dalam kategori "bagus"). Sebuah contoh gampang, u don't have to say "I care about you", "I miss you" or "I love you", when you hug someone.That someone knows exactly how you feel.
Setelah menghabiskan satu hari untuk berpikir tentang ini semua, saya menjadi sangat kagum dengan dua golongan orang.
1. Para penulis buku yang bisa membuat saya tertawa, sedih, terharu. Penulis yang baik mampu membuat saya membayangkan sebuah betuk 3 dimensi tentang tulisan mereka (enid blyton is my favourite for this category). Penulis yang mampu memutar balikkan fakta dengan kata2 mereka juga menurut saya penulis yang baik. Penulis yang mampu menulis secara sistematis, rapih dan padat juga penulis yang baik. Tapi mereka yang mampu membuat saya "merasa" adalah penulis yang sangat hebat di mata saya. (There are several fellow bloggers who I considered as a great writer).
2. Mereka yang mampu mempertahankan hubungan jarak jauh. Mereka hanya mampu menjalankan sebuah element penting dalam sebuah hubungan, komunikasi, dengan efektifivas 45%. By default, their relationship will fail somehow or someway. Kenyataanya, saya melihat beberapa dari mereka mampu bertahan, berpegang erat bahkan sampai akhir.
- Thanks for this lesson, de'. Thanks for helping me realize this. - n.b I would like to congratulate several persons:
-
O, yang blognya dimuat di kompas.
- I & P, dua teman saya yang akan segera menikah.
- F, F and F, tiga junior saya yang alhamdulillah berhasil lulus dari NTU. Prasaan baru kemaren aja loe bertiga berebutan makan indomie satu panci di kamar gue.
CatlioCAD/CAM Lab.