2006: YEAR IN REVIEW
- I've been trying to sleep for the past one and a half hour. I just do not feel sleepy. Because without any specific reason, rewind and fast-forward button of my brain was pressed accidentally - -
Salah satu teman gue menggunakan kata-kata "2006 is a year of end" sebagai MSN Nicknamenya beberapa waktu lalu. Gue tidak bisa menyangkal kata-kata ini, tapi juga tidak bisa setuju sepenuhnya dengan alasan ya 2006 tidak jadi akhir apa-apa buat gue. Berbeda dengan dia yang memang mengakhiri kisahnya pada tahun kemarin. Gue lebih suka menyebut tahun 2006 sebagai sebuah tahun patah hati.
Kenyataannya 2006 tidak pernah menjadi tahun yang sangat menyebalkan buat saya tapi juga bukan tahun terbaik yang pernah saya miliki. There was Mraz concert, my girlfriend visit to Singapore, one trophy for Man Utd , Yasrof punya anak, KHOLIS NIKAH (selamet, men). Tapi, ya memang gue mengalami banyak patah hati tahun ini karena banyak sekali mengikuti kisah-kisah miris di sekitar gue.
2006: A year of Anti-Climax for my sport IdolsEnglang memang sangat mengecewakan di WC2006. But well, I do expect that to happen. Tapi yang sangat menyedihkan buat gue adalah untuk melihat the maestro ended his career in such a low end. Terlepas dari apapun yang Materazzi sampaikan pada Zidane malam itu di Jerman, semua penggemar sepakbola akan mengingat semua keajaiban dribbling dan passing Zidane terlengkapi dengan the infamous head-butt Incidents in the last minute in his career. And it broke my heart.
Di bulan yang sama, Dirk, manusia Jerman yang malah sibuk bermain basket sementara negaranya menyelenggarakan pesta olahraga terbesar di dunia, akhirnya sampai juga ke Final NBA. Dan gue tidak mengerti apa yang tiba-tiba berubah ketika Dallas yang sudah unggul 2-0, harus kalah 4-2. Lucky, Dirk still have this year. My heart was broken twice in period of 30 days.
Gue mengutuk kerusakan mesin Ferrari yang akhirnya membolehkan Alonso mengalahkan Schumacher menjadi juara grand prix di grand prix terakhir Schumacher. Aryton Senna, in my opinion, is still the best F1 Driver the world ever has. Tapi Schumi memang seorang jenius yang layak untuk dapat penghargaan dengan gelar juara pada tahun terakhir. Just because of engine failure, my heart was broken again in 2006.
Akhirnya, gue bergadang sampai jam dua pagi, hanya untuk melihat standing ovation selama setengah jam untuk Andre Agassi dan bukan untuk melihat dia menjadi juara di AS terbuka. Dibanding Schumi, Zidane dan Dirk, gue emang melihat kemungkinan untuk sebuah sweet moment bagi Agassi sangat kecil. Toh tetap dengan setia, gue melototin TV gue tengah malem, berharap kalo Agassi bisa membuat sebuah keajaiban kecil. Ah my heart was broken again in Flushing Meadows that night.
2006: A year of end for them
Ada perasaan tertampar keras tahun ini, ketika gue melihat mereka, pasangan2 yang terdiri dari orang-orang yang gue kenal, mengakhiri hubungan mereka ketika gue dan juga mungkin mereka melihat sebuah garis finish untuk etape pertama hubungan mereka. Rasanya seperti diingatkan kalau memang ada sebuah
superpower di luar sana yang bisa mengatur segalanya.
Di awal tahun, gue terkejut dengan sebuah telpon malam-malam. Telpon yang menceritakan akhir sebuah hubungan yang gue kira gak akan pernah mungkin untuk berakhir. Gue seperti punya keyakinan sekitar 99%, mereka akan end up together dan di tahun kemarin mengirimkan undangannya untuk gue. Lucky, kalo di akhir tahun, semuanya terlihat jelas kalo they do not belong to each other. They have their own happiness. It broke my heart when I heard the news for the first time. But for now, I am happy for the two of you.
Lalu, tiba-tiba aja ada yang mengganti status friendsternya. Dan gue geleng-geleng kepala. Baru aja beberapa bulan gue melihat mereka bahagia walaupun mungkin belum punya finish line, but I think they may settle one day. Kenyataanya, they went separate ways.
Kemudian, manusia yang dulu sama-sama bernyanyi "bapak-bapak" bareng saya. Tiba-tiba, dia sudah sendiri. Well, gue gak pernah liat dia patah hati sih. gak tau juga alesannya kenapa. Tapi kelihatannya sekarang dia lebih bahagia. But still, it broke my heart when I heard the news. Just felt like a single fighter, now.
Gue pikir itu semua udah cukup. Tiba-tiba, the big bang datang. Yang ini gue punya keyakinan sekitar 99.99% kalo mereka akan bersama-sama. Kalo gue akan memandang penuh iri terhadap seorang pria sejak lima tahun belakangan sampai mungkin sampai akhir nanti. Kenyataannya tiga bulan dari
finish line. Something happened and they wave goodbye to each other.
Ketika kekagetan gue belom selesai, gue mesti dapet kejutan lagi dalam perjalanan pulang mengantar teman saya yang patah hati. Ya saya telat mendengarnya dan mungkin jadi agak-agak outdated kagetnya. Tapi ya, tetep aja sayang. They're one of the smart couples I know.
Saya pikir itu udah semuanya. Apalagi kalo 2006 memang tinggal 3 hari lagi. Kenyataaanya dalam 3 hari itu ada sebuah cerita lagi. Dengan sebuah check point yang cuma three-months away, dua teman saya menyerah. What a pity...
2006: A year of Goodbye..
Dimulai dari Oli, at least sekarang gak ada yang secara otomatis mendownload serial pake BitComet gue.
Lalu tetangga kesayangankuh yang sering masakin buat gue, jaitin celana gue, temenin gue beli ini-itu buat Echa., temen gue becanda, temen gue makan malem. Jenk, kalo baca ini, cepet balik sini yah.
Terus temen sepermainan gue. Mulai dari basket waktu NTU, WE tiap malem minggu, Boardgame waktu di Lakeside, Pool tiap weekend, terus Bola tiap minggu pagi. Hari-hari gue seperti kurang action lately. Go fight brother. Fight for that magical thing they called love.
Then, my besplen....u still remember this picture? Those happy days..
CatlioFirst Post in 2007" You must not know 'bout me You must not know 'bout me I can have another you by tomorrow So don't you ever for a second get to thinkin' You're irreplaceable "
[Irreplaceable, Beyonce]
Labels: 2006 Year in Review Catlio