IDENTITY
- This post may insult some of you. So please understand, I am just expressing my opinion -
Pernah terpikir gak kalau kita kadang2 suka mengidentifikasi seseorang dengan sebuah ciri2 yang sebenarnya dia tidak pernah ingin miliki? Misal seseorang yang lahir dengan kepala eh rambutnya yang kriting, suka kita panggil kribo (mari kita assume orang itu bukan penggemar Jackson Five ataupun Achmad Albar, jadi dia mengutuk sekali ke-kritingan rambutnya). Contoh lain, kita memanggil seseorang yang kulitnya hitam dengan bleki (anggap aja itemnya dia ini turunan, bukan karena kebanyakan ngangon kebo). Sadar gak sih kalau dengan begitu kita memperlakukan seseorang dengan tidak adil? sangat tidak adil bahkan.
Satu kisah yang buat saya amat sangat menyedihkan terjadi pada a great friend of mine, let's call him F. F tidak pernah dapat persetujuan dari orang tua kekasihnya dengan alasan yang menurut saya super tidak penting dan tidak beralasan. Dia tidak dari suku yang diharapkan. Tepatnya Ras. Buat gue ini hal yang sangat konyol, teman saya tidak pernah memilih atau tepatnya meminta kepada Tuhan untuk dillahirkan dengan ras tertentu khan? Dia simply tidak punya kesempatan itu. Teman saya bukan drug addict, bukan alcoholic, bukan juga manusia yang sembarangan menghamili anak manusia. Oh ya, dan juga semestinya sih tidak impoten. Dia salah satu top student di universitasnya, aktif di organisasi, dicintai oleh teman teman sekitarnya. Bahkan salah satu manusia paling setia (my own standard used here) yang pernah saya tau. Lalu, dia ter-accused karena dia tidak terlahir dengan ras yang tepat?
Kisah lain yang menurut saya aneh adalah adanya sebuah kecenderungan untuk menilai buruk pada mereka yang terlahir dari orang tua yang cerai/re-married. Again, Allah menentukan nasib orang tua mereka bukan anak2 itu. Saya yakin semua anak di dunia ini terlahir dengan harapan mereka masuk ke dalam keluarga bahagia, tentram, gemah ripah loh jenawi (bener gak sih ejaannya?), sakinah, sederhana dan rajin menabung (yak hiperbolis!!!) . Tidak akan ada satu anakpun yang berdoa supaya orangtuanya cerai, berantem, dan penuh kekerasan. Yah, gue tidak membantah fakta banyak dari mereka yang berasal dari keluarga yagn cerai/broken home menjadi drug addict atau penjahat yang dikejar kejar polisi. Tapi tidak semuanya seperti itu. Sebagian dari mereka jadi manusia yang mengagumkan. Satu teman saya lulus dengan predikat terbaik di universitasnya setelah menyelesaikan both undergraduate dan masternya dengan scholarship penuh, bekerja di sebuah perusahaan consultant dengan gaji yang luar biasa mampu membeli sepiring berlian, dan masih mampu meluangkan waktu untuk kerja di organisasi humanitarian membantu anak-anak terlantar. Lalu, saya harus mengaccuse dia manusia gagal karena dia broken home? yang saya tau pasti, tiga teman saya yang mati overdose semua berasal dari keluarga utuh.
Hal yang lebih sering terjadi adalah saya sering mendengar teman2 wanita saya mengaccuse teman2 pria tidak kompeten karena dia kurang tinggi, rambutnya ikal, dan hal fisik lainnya. Gue tidak marah cuma berharap mereka bsia mengerti kalau itu sesuatu yang diberi oleh Tuhan. Iya, mereka boleh mengaccuse ketika mereka tampil asal2an sperti yang diulas oleh
okke di
sini. Tapi there are things that are beyond their abilities to change. Dan menurut gue, seharusnya mereka lebih dihargai karena mereka bisa menysukuri apa yang diberi oleh Tuhan.
Gue pribadi juga orang yang pernah melakukan hal2 seperti ini. Sampai berpuluh kejadian mengajarkan gue, bahwa gue
hanya boleh consider some people sucks because they
choose to be sucks. Gue berhenti menilai atau mengidentifikasi seseorang atas sesuatu yang mereka tidak pilih. Seseorang tidak bisa memilih apakah dia dilahirkan sebagai seorang negro atau orang asmat, tidak memilih untuk dilahirkan sebagai anak sah atau anak haram, dan juga tidak memilih untuk dilahirkan dari seorang ibu yang menggunakan obat terlarang. Tapi saya tau setiap orang punya kemampuan untuk memilih menjadi seorang yang ulet/tekun atau tidak, menjadi seorang yang berhati lapang atau tidak, atau menjadi seorang yang kikir atau dermawan, dan juga menjadi seorang yang pemaaf atau pendendam. Gue berharap gue selalu diberi kesadaran untuk melihat bahwa people are responsible for things that they choose.
Buat semua yang merasa pernah di diskriminasi karena hal hal ini, pesan saya, tunjukkan kalian benar dan mereka salah mendiskriminasikan kalian. Tunjukkan pada mereka, semua kitab suci tidak pernah mengajarkan kita menilai seseorang atas apa yang Tuhan berikan secara mutlak. Bahkan pada orang yang kalian hormati sekalipun, jika kalian tau apa yang kalian punya itu benar, katakan. Kalian tidak melawan mereka, tapi membantu mereka menyadarkan atas sesuatu yang tidak berdasar. Pesan saya satu lagi,
be brave for yourself. (I quote you for this,
Ti)
- Just be brave when you're right. And don't be sorry for being honest (hehehe gak ada hubungannya sih) -
Buat F, be brave, man. Told her, to be brave as well. Try your best. Kalo nanti suatu saat hollywood produce a movie "How to be an **** in 30 days", gue langsung beliin loe DVDnya.