|
Monday, June 30, 2008
MY FAVOURITE GUY
- I always wanted a younger sister but I never wish for a younger brother. But it was all changed last Saturday. Maybe it is fun to have a younger brother. - When I met him last Saturday, he kind of acted that I was non-existent. Unlike her sister who greeted me, he just sat in a distance and busy with his Nintendo DS. That was all changed once I gave him the First Grade Gundam (kids!). I then guided him to build the model step-by-step. Not bad for a five-year-old, who still has difficulties in pressing the parts, we managed to build the body, head and the hand for next 30 to 45 minutes. It’s kind of funny when he told me to pause for a while for the birthday-blowing-candle session for his aunt because once he finished helping her aunt blowing the candle, he immediately dragged me back to finish the gundam. It’s kinda cute, when he asked me to sit with him in the car and he sat on my lap. It’s kinda cool, when he gave me high five because we both like rice and support Germany for Euro Finals [2] It’s kinda funny, when he told me his experience watching Kungfu Panda and he told me he was called Poe by his dad [3]. It’s kinda fun, when his grandfather told him that we are like twins with big tummy and stripe shirt. It’s kinda cute, when he hold my hand everywhere in the shopping mall. It’s kinda funny, when he followed me to order the same dish. It’s kinda fun, when he asked me to help to write sms to disturb her sister [4] and her mom. It’s kinda fun, when I taught him how to write ‘space’ in sms. It’s kinda sweet, when he asked if he can go out with me and her auntie for a movie together when her auntie has come back. It’s kinda fun, when he played DS while hiding on my back. [5] Hey, I am so sorry not to be able to finish the Gundam with you last Saturday because I had to go to a wedding after that. But I was very happy to receive your sms yesterday when you told me you finished the Gundam by yourself. I am proud of you. Ah… having a younger brother is not as bad as I think previously. Catlio 2 Gul Circle.[1] Who’s not? With fingers that fat..Oops looks who’s talking. [2] And Germany Lost.. [3] This is supposed to make his dad as a goose, isn’t it? [4] I did this a lot when I was his age. Hehehhehe. [5] But it’s kinda sad, when he told me..I was older from one of his uncles.
posted by
CaTLio
@ 9:50 AM
1 comments
Wednesday, June 25, 2008
MeSRa...
- Testimonials Buat Kalian Berdua -MessaMessa itu anaknya baik (hehe najis deh, kaya testimonial friendster aja). Hal yang paling gue inget dari Messa itu adalah dia itu suka banget sekolah, kalau mandi cepet banget dan dia orang yang gak sayang untuk menggunakan otaknya. Maksud gue dari kalimat terakhir adalah dia cukup cermat dan pandai (saaah ikutan cerdas cermat gih mes) dalam membuat sebuah keputusan, dia go into detail dan menimbang segala positif dan negatif. Keliatannya sih begitu, gak tau kalau ternyata dia cuma selalu ngikutin instinctnya. Ini gak berlaku saat Messa milih team bola untuk disupport [1]. Gue gak deket-deket amat sama Messa. Cuma yahhh paling serumah hampir 4 taun dan satu sekolah hampir 11 taun. Dan ya biasanya kalau ada decision penting, dia selalu gue kasih tau. Gue juga termasuk salah orang pertama kayanya yang dia kasih tau tentang 'big' decision dia (cuma gue gak nyadar aja waktu itu). Dan kalau gue gak salah inget sih rasanya gue ngabisin malem minggu lebih banyak sama dia (WE, Pool, IAF) ketimbang mantan2 gue selama lima taun belakangan ini. Dan oh iya, gue pernah dapet first cake pas ultahnya dia (sounds gay, right?). RimaRima itu pendukung MU dan pendiem. I am gonna stop there [2] Sama Rima juga gue gak deket-deket amat. Cuma yaaah kalau ada masalah atau gue bete, nomer telpon Rima dan emailnya selalu dapat prioritas tinggi buat gue let go out something from my system. Rima juga dulu gitu sih, katanya sih bisa cerita apa aja sama gue [3]. And most of the time, she can make me feel better.MeSRa (Messa dan Rima) [4]Memang ada cerita-cerita yang memang sudah digariskan. Dan cerita kalian berdua, at least in my humble opinion, is one of a kind. At least, it was a further proof, you just have to kiss a frog and a witch before you meet 'the one'.Well, sekali lagi ini menurut gue, gue yakin gak ada lagi orang di dunia ini yang bisa ngangon [5]Rima sebaik Messa dan gue juga gak yakin ada orang di dunia ini yang bisa mendorong Messa untuk maju sebaik Rima. What more can I say. Two good of Friends of Mine are getting married. Congratulations and See you this weekend. [6] Catlio2 Gul Circle[1] Buat yang ini, loe loser berat, men. [2] Hehehe, ok, terlalu pendek. Untuk mendeskripsikan Rima, sebut aja lah semua sifat cewe yang bagus-bagus, dan sekitar 90..eh 80% deh you have chance to be correct (maaf ya, ma..gak boleh overrated kaya Ronaldo gitu). [3] Kalo gue tanya jumlah bulu Messa, loe mau jawab gak? Ntar gue kasih tau temen kita yang jauh itu. Pasti dia interested to know. [4] Agak geuleuh sebenernya gue denger istilah ini, tapi emang ada orang yang instill term ini untuk describe kalian berdua (gue lupa siapa) [5] Gue emang pake kata ngangon ketimbang ngemong, biar kaya kambing atau sapi kesannya. heuhuaheuhauehuahe. [6] Btw, mana undangan buat nyokap gue?
posted by
CaTLio
@ 7:53 AM
0 comments
Sunday, June 22, 2008
CHANGE MANAGEMENT
Sebelum ku bertemu kamu, ku memang sudah suka bernyanyi Sebelum ku kenal dirimu, aku sudah hidup mandiri Waktu aku masih sendiri, kuringan bebas melangkah pergi Kini setelah ucapkan janji, aku memang harus selalu kompromi
Dua minggu yang lalu, saya 'dipaksa' perusahaan saya untuk menghadiri sebuah pelatihan yang judulnya 'RAISING PERFORMANCE TRAINING'. Awalnya saya penasaran, karena semua orang yang pergi ke training itu bilang kalau trainingnya fun dan refreshing. Sebenernya training itu sendiri cuma semacam buku Chicken Soup yang diterjemahin ke bentuk training, tapi karena sang trainer menggabungkannya dengan jokes, magic shows dan fun games, trainingnya bisa memberikan kesan menyegarkan terutama setelah pekerjaan rutin yang njelimet.
Tapi saya memang ndablek, saya bukan orang yang bisa mendengarkan sebuah lecture dengan baik. Mungkin karena kemampuan mendengar manusia lebih cepat (350 kata/ menit) daripada kemampuan bicara manusia (150 kata/menit), pikiran saya sering terbang selama selisih 200 kata per menit itu [1].
Setelah dua hari training, saya memberikan ancungan jempol kepada sang trainer, karena dia berusaha keras mempercepat bicarannya mungkin supaya kita semua tidak terlalu mengantuk dan lebih memperhatikan dia. Walau pada akhirnya saya tetap berpikiran bahwa self-development concept itu lumayan omong-kosong (kita semua sebenarnya tau hal yang seharusnya kita lakukan ko'), tapi ada dua topik yang menurut saya sangat menarik: Change Management dan Conflict Resolution [2].
Topik change management sebenernya bukan topik baru, beberapa pelajaran di kampus saya juga mengajarkan tentang pentingnya hal ini. Cuma, saya selalu menganggap bahwa change management ini sebuah topik yang overrated. Ok, we should cope to changes around us but it should not change us so much. Tapi segitu pentingnya kah? Apa perlu kita terus beradaptasi sampai akhirnya merubah identitas diri kita sendiri? Seperti binatang2 dalam teori evolusi. Berlebihan, menurut saya. Contohnya, apa kita perlu menjadi korup ketika masuk sebuah organisasi yang korup?
Baru minggu lalu, saya menyadari pentingnya beradaptasi terhadap sebuah perubahan. Senin lalu, saya naik taksi ke kantor. Dan di perjalanan, sang supir mengoceh banyak sekali. Saya sudah menunjukkan niat saya bahwa hari itu saya tidak mempunyai keinginan untuk berbicara dengan siapapun dengan memasang earphone Ipod saya dan berusaha tidak perduli. Setengah jalan, saya melihat sang supir keukeuh dengan usahanya ngobrol, dan saya pun akhirnya memutuskan untuk mendengarkan ocehannya. Dia curhat. Tentang keadaan Singapore yang makin hari jadi makin mahal (rasanya sih dimanapun juga kaya gitu). Yang menarik dia cerita kalau dia nih ceritanya merasa seperti orang muslim, dia nggak judi, dia nggak minum dan dia nggak merokok. Itu semua dilakukan, karena dia mencoba mengurangi pengeluarannya karena pemasukan yang jumlahnya hampir tetap sementara pengeluarannya meningkat. Saya yakin dia tidak tahu menahu tentang change management, tapi dia bisa mengaplikasikannya dalam hidup dia. Dan saya pun mulai berpikir bahwa change management is not just an overrated concept.
Kadang aku ingin sendiri, akukan juga butuh privacy Melihat hidup cari inspirasi, masuk ke dalam rumah jiwaku Tak perlu khawatirkan aku, tak perlu cemburu padaku Aku kan cukup tahu diri, kan ku jaga cinta ini
I have always been very skeptical about change. I simply hate change. For the very basic reason, change always pushes you out from your comfort zone. Saya selalu bilang kalau saya itu orang yang mudah terbiasa. Terbiasa dengan keadaan sekitar dan menganggapnya sebagai keadaan nyaman buat saya. Oleh karena itu, saya sangat menolak adanya perubahan.
Though I hate 'change' so much, I had embraced changes for many occassions in my life. I arrived at this tiny Island and became a minority. When all my views, values and opinions only made up small percentage of other people living around me. Unconsciously, I have adapted my self to my surrounding accepting views and opinions which are not originated from myself.
Cuma saya baru sadar bahwa selama ini saya menerima perubahan ketika saya memang terpaksa untuk menerimanya. Bukan karena saya yakin perubahan itu bagus dan menerimanya dengan sukarela. Intinya buat saya, berubah itu cuma penting untuk survival. Kalau sudah begini tentunya, saya berubah dengan sangat minimum, dalam waktu selama mungkin, dan dalam setiap kesempatan saya bisa kembali ke keadaan yang lama, saya akan memanfaatkannya.
Nah, training kemarin mengajarkan kita untuk menerima perubahan dengan sukarela dan bagaimana caranya beradaptasi dengan perubahan ini dengan baik. Mungkin, ini saatnya saya mengaplikasikan training itu ke dalam kehidupan saya.
There are things in life that you can't change and have no control over[2]. For those things, you can only change yourself.
Aku tak ingin berubah karena maumu Aku tak ingin kehilangan dunia yang sudah kupilih Aku tak ingin kehilangan jati diri Karena itu cinta berikan daya hidup dan pembebasanku [Sebelum Ku Bertemu Kamu, Oppie Andaresta]
Catlio 420 Bukit Gombak
[1] Saya juga dapet info ini dari training tersebut. [2] Eminem called it as Destiny.
posted by
CaTLio
@ 4:12 PM
0 comments
Wednesday, June 18, 2008
ASSUMPTIONS KILL
God, I feel like hell tonightTears of rage I cannot fightI’d be the last to help you understandAre you strong enough to be my man?Tau sebuah teka-teki dimana kita harus menghubungkan Sembilan Titik dengan 4 garis lurus yang tidak terputus (tidak boleh mengangkat pensil/pulpen dari kertas) ? Teka-teki ini bisa dipecahkan dengan membuat dua garis yang memanjang melebih batas yang dibuat oleh titik2 tersebut. Gampangnya, liat gambar di bawah: Saya sangat yakin kalau kebanyakan orang tidak bisa memecahkan teka-teki ini karena mereka membuat asumsi bahwa kita tidak boleh membuat garis lebih panjang/ jauh dari posisi 9 titik. Asumsi ini jelas salah, karena peraturan teka-teki ini tidak melarang hal tersebut. Yang menarik, dalam hidup kita sering kali membuat asumsi-asumsi seperti ini. Menyulitkan diri kita sendiri dengan halangan-halangan yang hidup dalam asumsi kita sendiri. Kalau asumsi tersebut hanya untuk sebuah teka-teki seperti di atas, mungkin tidak terlalu berbahaya. Tapi bagaimana dengan kehidupan kita yang sebenarnya.
Nothing’s true and nothing’s right So let me be alone tonight Cause you can’t change the way I am Are you strong enough to be my man?
Saya ingat roommate saya ketika ujian thermodynamics and heat transfer semester 2 waktu s1 dulu, membuat sebuah asumsi di dua soal ujian. Saya: “Eh kar, tadi tricky juga yah soalnya. Mass bendanya di tulis pake huruf gak pake angka. Gue ada kali ngabisin 5 menit nyari informasi tentang massnya. Ternyata di awal soal di tulis one-kg. Gila kalau gak liat itu, gimana tuh ceritanya” Rumet Saya: “hah? Dikasih toh, gue tadi assume aja kalau beratnya 10kg. Waduh salah dong gue”. Saya: ..diem aja nggak enak. Memang ini cuma satu ujian, gak penting, gak ada yang mati karena teman saya salah bikin asumsi. Tapi tetap punya konsekuensi yang lebih besar ketimbang cuma teka-teki. I have a face I cannot show
I make the rules up as I go It’s try and love me if you can Are you strong enough to be my man?
Saya rasa kita memang sangat rentan untuk jatuh ke dalam jebakan-jebakan asumsi seperti ini. Baik asumsi yang membatasi kita atau asumsi yang memberanikan kita untuk berbuat sesuatu hal yang salah. Di pekerjaan saya, di checklist sebelum mengapprove sebuah design ada kata-kata “No unnecessary assumption”. Tapi tetap saja, berpuluh kali kami jatuh ke lubang tersebut. Saya rasa alasannya karena pikiran kita sedikit banyak terbentuk lewat proses hidup kita. Lewat lingkungan sekitar kita (mungkin ini sebabnya kenapa Environment factor affects development of a child). Dan pikiran kita jadi lebih sempit dari semestinya, terbentuk, mengikuti norma, nilai, peraturan dan kebiasaan yang biasanya ada di sekitar kita. Contohnya gampang saja. Saya pernah nonton acara di NG Channel tentang suku yang makan kepompong serangga. Mereka bilang rasanya enak banget. Sementara kita yang tinggal di daerah kota, mungkin mendapati hal tersebut menjijikkan atau ya jelasnya gak bisa dimakan. Dan ini asumsi kita sendiri khan sebenarnya? Kalau kita mau makan, mungkin rasanya enak.
When I’ve shown you that I just don’t care When I’m throwing punches in the air When I’m broken down and I can’t stand Will you be strong enough to be my man?
Seringkali orang bilang bahwa asumsi-asumsi ini yang menghambat kreativitas. Buat saya, persetan kreativitas. Menurut saya, yang lebih berbahaya dari sebuah asumsi adalah kita jarang sekali mengevaluasi resiko yang datang dengan asumsi itu. Alasannya ya karena biasanya kita terdorong dengan rasa bahwa asumsi itu adalah benar. Sekali lagi, lingkungan kita memberi sebuah ilusi bahwa yang kita yakini itu adalah benar. Jadi kita sering kali tidak merasa perlu mengevaluasi apa bila asumsi kita salah, apa yang akan terjadi.
Satu hal yang saya kagumi dari team leader saya sekarang ini adalah dia hampir tidak pernah membuat asumsi yang tidak semestinya. Dan saya belajar banyak dari dia tentang hal itu. Kadang, dia sedikit berlebih dengan membuat asumsi-asumsi yang terlalu mengikat, tapi saya mengerti karena yang terpenting dari pekerjaan kami bukan kreativitas untuk menyelesaikan masalah, tapi menghasilkan sesuatu yang reliable. Risk-averse is one of the most important aspects in our jobs.
Lie to me I promise I’ll believe Lie to me But please don’t leave [Strong Enough; Sheryl Crow][1]
Saya kadang memandang pekerjaan adalah salah satu sarana latihan kita untuk berpikir dengan sistematis dan strategis dan mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata. Ide dan rencananya memang sudah ada, tapi saya sering gagal dalam pelaksanaannya. Rasanya saya memang cukup stubborn atau memang tidak terlalu pandai beradaptasi dengan perubahan di lingkungan saya. Walalupun saya tau teorinya dengan tepat, kenyataannya dalam eksekusinya saya masih sering ceroboh. Saya baru saja menapak tilas hidup saya dan saya sadar saya banyak sekali membuat asumsi-asumsi bodoh dan tidak benar. Mungkin karena saya terlalu excited, mungkin karena saya memang terlahir ceroboh atau karena jalur komunikasi yang tidak efektif. Whatever the reason is, I just fully realized the full danger of making unnecessary and incorrect assumption. Maybe, I need to stop making assumption whenever possible. But I guess it will be very hard to do so.
Catlio 2 Gul Circle
[1] One of all-time favourite songs. I fell in love for this song at the first time I saw and heard the Music Videos on MTV. Sheryl’s face seems so tired and frustrated suit the lyrics of the song perfectly.
posted by
CaTLio
@ 10:07 AM
0 comments
Monday, June 16, 2008
posted by
CaTLio
@ 5:00 PM
0 comments
Sunday, June 15, 2008
SWORD IN WORDS
- If destiny has it and set a path for you, why don't you just go with the flow instead of banging against it -
Thanks, I hope I won't. Catlio420
posted by
CaTLio
@ 11:22 PM
0 comments
|
|