WHAT YOU GIVE IS NOT WHAT YOU GET
- Dunia ini punya mekanismenya sendiri untuk menjadi adil. -
Sepulang belajar bersama adik kecil, kami mengobrol panjang merecap cerita sejak kami pertama kali kenalan. Kami berdua sadar kalo ternyata orang-orang yang merubah sifat kami adalah orang-orang yang tidak seharusnya merubah kami. Dia bercerita dia bingung kenapa seseorang jadi istimewa padahal dia termasuk salah satu orang yang tidak dia mengerti rasa sayangnya (itupun kalo manusia itu memang sayang sama dia). Hipotesa pertama saya adalah "We, human, have tendency to take things for granted". Dan kami berdua termasuk kategori manusia biasa, yang cenderung melihat lebih sesuatu yang kita tidak punya.
See I'm all about them words
Over numbers, unencumbered numbered words
Hundreds of pages, pages, pages forwards
More words then I had ever heard and I feel so alive
Cuma, hipotesa ini gue tolak karena..when you take things for granted, you are usually regret when the things are not there anymore. I am sure I do not regret things in the past ( I am not too sure about her, but even if she regrets, she wont regret all). Entah darimana, suddenly gue propose sebuah hipotesa lain, kalau sebenarnya kita itu punya kecenderungan untuk menghargai orang bukan dari perbuatan dia kepada kita tetapi dari kualitas dia sebagai orang.
Pengalaman gue menunjukkan bahwa gue bukan orang yang mampu sepenuhnya menghargai apa yang orang lain telah perbuat ke gue. I choose what I want to see, I choose what I want to feel. I choose to respect people. I choose to value what other people had done for me. I choose someone who cheated on me twice instead of someone who tried to give everything for me. I have my favourite 'anugerah' when not necessarily she was the one who helped me the most. There is something, let's called X-Factor, in my special group of people.
Waktu gue bertanya balik ke teman bicara gue, dia seperti menyetejui hipotesa gue ini. Gue melanjutkan dengan bilang kita gak perlu khawatir or feel bad. Kita harus tetap berusaha untuk menghargai mereka yang telah berbuat baik. Kalo emang kita gak bisa membalas perbuatan dia, ya just pay it forward. Just pray suatu saat kita bisa menemukan orang yang bisa menghargai kita atas perbuatan kita dan juga bisa kita hargai atas sikapnya dia ke kita. Juga jangan sedih ketika merasa perbuatan kita tidak dihargai oleh orang lain. Suatu saat nanti, pasti ada yang bisa menghargai itu semua.
Gue sempat berpikir apa hipotesa ini cuma berlaku buat kami berdua? Ternyata nggak. Seorang cowo memilih cewe lain padahal dia sudah punya seseorang yang memutar dunianya untuk cowo ini, dan seorang cewe memutuskan cowo yang udah rela nabung untuk bulan madu mereka cuma dengan alasan ketidakcocokan sebelum dua bulan kemudian jadian sama cowo lain. I think in general we value the person more for the X-factor and not how they treated us.
This morning, I talked to someone about her criteria choosing her special someone. She gave me quite a long list which one of the criteria (one of the top) is, as predicted, the guy should really care about her. Reasonably, this can only be proven with the effort this guy made. She is someone whom I considered could respect what other people had done for her. I know exactly the difference how she treated her special someone and her friends. She value the special one more than what you can think of. At the end of the call, she admitted that when she chose someone, heck care with the list, the X-factor is the determining factor. Ha! One more to the list.
Cause you and I both loved what you and I spoke of and others just read of and if you could see now well I'm almost finally out of. I'm finally out of, finally, deedeeededede well I'm almost finally, finally, finally out of words.
[You and I Both, Jason Mraz]
Catlio
Gombak United
Yeay..we're going to have the blue sofa for another year!