DANGKAL
Someone: Kalo ** si , pengennya milih yang paling sayang sama ** dan keluarga **.Catlio: Eh? [1]Someone: Ya kalo tentang dia taat beragama itu udah pasti ya...Catlio: ohh [2]Waktu kalimat pertama keluar [dengan asumsi: otak gue berpikir cepat, menyimpulkan bahwa untuk melihat seseorang sayang sama kita bisa dinilai dari usaha mereka untuk mempertahankan kita], gw berharap untuk bisa mem-
fastforward hidup ini dan melihat dengan siapa teman saya ini ends up [3]. Bukannya apa-apa, cuma pernyataan pertama ini sebuah pernyataan ideal sekali dalam menentukan pilihan pasangan kita. Saya mengagumi mereka yang mempertahankan pasangannya karena melihat usaha gigih dari pasangannya. Menurut saya, mereka ini lah yang bisa dibilang 100% tidak
shallow atau dangkal. Benar2 menilai dari usaha yang diberikan...
Kalimat kedua (dengan asumsi: saya anti pengkotakan atas dasar agama) membuat excitement saya jadi berkurang. Orang yang berani membuat pernyataan pertama menurut saya sangat spesial, tapi kebanyakan manusia akan menambahkan pernyataan kedua (maaf ya teman, bukannya saya mau bilang kamu tidak spesial, tapi wajar ko', burung aja kalo nyari pasangan denger dari suaranya [4]).
Sadar gak sih..in some way, most of us are shallow to certain extent. Kita jarang sekali bisa menilai seseorang dari usahanya saja. Memang banyak dari kita yang menghargai seseorang dari usaha, cuma kita juga sering kali menambahi kata tetapi, kalau, dan imbuhan2 tidak penting lainnya. Tapi...shallow itu juga khan ada tingkatannya lho..
1. Tentunya gue akan mengagumi mereka yang mampu berbicara, " Gue suka ni cewe karena dia itu pantang putus asa dan jago banget moto". Ato "Ni cowo keren banget, dia tuh open minded banget dan wawasannya luas banget". Ato ,"Gila nih bencong dewasa dan lukisannya bagus yah...". Gue mengagumi mereka karena quality ini gak mereka dapat dari lahir. Quality yang mereka perlu asah. Loe gak akan jago moto karena bapak loe jago moto, loe gak akan bisa berwawasan luas kalo gak rajin baca, dan loe gak akan bisa melukis bagus kalo loe gak berusaha. Sementara sabar, gigih, open-minded itu inside quality yang intangible, yang tidak berkelip menyilaukan tapi membuat nyaman. Bukan sebuah glittering outside quality yang kadang tidak nyata. Dan, inside quality ini juga mesti di developed dan tidak loe punya dari lahir. Bahkan proses pembentukannya bisa saja lebih sulit.
2. Gw menerima ketika kebanyakan orang bilang "well, gue gak bisa jelasin..cuma emang dia bisa bikin gue sayang ama dia", atau " ya karena emang gue suka aja gue gak tau kenapa". Gue cukup mengagumi golongan ini cuma tetap di bawah golongan yang gue sebut sebelumnya, karena bukan gak mungkin alesan gak taunya itu karena alasan yang sama dengan golongan berikutnya.
3.Well, some people, like Shallow Hal Movie, judge the books only by their covers. " Dari keluarga baik-baik lhoooo", atau "Gila masternya dua biji..satu dari jurusan nempa keris satu dari jurusan goreng pisang" [5], atau "Ih matanya biru, kulitnya putih, ada tai lalet di lobang idungnya...uh keren abis..", atau "Cakep, toket gede, pinggang gak lebar...okeh, hajar bleh...!". Come on, loe gak bisa milih loe lahir di keluarga mana, loe gak bisa lahir bermata biru ato bertoket besar sebelah. Loe juga gak bisa nilai orang bisa punya master degree karena belajar ato karena emang punya cukup duit buat sekolah.
Gw admit ko' gue termasuk golongan tengah tengah. Gw belum mampu untuk menilai seseorang dari usahanya saja. yap, I am shallow..tapi gue selalu yakin bahwa apa yang kita lihat di dalam itu adalah yang nyata, dan yang nyata adalah yang membuat kita merasa nyaman...
CatlioCad/Cam[1] Seperti kata "Eh?" yang keluar ketika seseorang menggosip.."Eh Sarah Azhari masih perawan lho"
[2] Seperti kata "ohh" yang keluar ketika orang tadi melanjutkan "Waktu umur 8 taun gitu"
[3] Walau sepertinya calonnya sekarang sepertinya selain sayang sama dia, juga ganteng, baik hati dan mapan.
[4] Perumpamaan yang gagal ya? menyamakan kamu dengan burung?
[5] Bukannya gue merendahkan mereka yang punya pendidikan formal yang tinggi, but some people really just get the degree but not the knowledge. I know some master holders who are much dumber than my friend who spent six years to finish his undergraduate.