|
Tuesday, April 17, 2007
MATURE
/ ma·ture [muh-toor, -tyoor, -choor, -chur] "Having reached the advanced stage of mental or emotional development characteristics of an adult" /
I'm tuggin' at my hair I'm pullin' at my clothes I'm tryin' to keep my cool I know it shows I'm staring at my feet My cheeks are turning red I'm searching for the words inside my head Sebulan yang lalu, saya berbincang dengan salah seorang teman tentang masa depan. Teman saya menyampaikan pandangannya tentang saya. Menurut dia, saya itu sama sekali belum bisa masuk kategori dewasa. Saya tertinggal sangat jauh dibandingkan beberapa teman teman disekitar. "Si ini udah punya anak. Si itu udah mulai nyicil rumah". Dia menekankan bahwa saya belum seperti itu. Saya belum punya image "bapak-bapak" dibandingkan orang orang yang dia sebut sebelumnya. Kamar saya masih berantakan, masih menghabiskan uang saya beli iPod, masih ketawa-ketawa tolol. Yah pokoknya masih seperti anak kecil. Dia berkata diantara teman-teman saya cuma ada satu nama yang lebih tidak dewasa dibanding saya.[1]
Ketika kalimat pertama keluar dari mulut teman saya ini, saya cukup sedih mendengarnya. Karena dia salah seorang yang istimewa dalam hidup saya dan pendapatnya cukup saya dengarkan. Terlebih lagi saya merasa saya berusaha cukup kerasa selama dua taun ini untuk menjadi seorang yang lebih dewasa. Ternyata, setelah sekian lama berbicara, kami berdua sepertinya punya perbedaan yang mendalam akan definisi kami tentang dewasa. Tentu saja ini menghasilkan usaha saya untuk menjadi dewasa tidak berarti di mata dia.
If I could say what I want to say I'd say I want to blow you--away Be with you every night Am I squeezing you too tight? If I could say what I want to see I want to see you go down--on one knee Marry me today Guess I'm wishing my life away With these things I'll never say Buat dia, dewasa, dalam konteks lelaki, berkaitan erat dengan kemampuan kita untuk menjaga wanita yang akan menemani nantinya. Dan menurutnya saya belum mempunyai kemampuan yang cukup untuk menjamin hidup wanita saya nantinya.
Buat saya, dewasa itu berarti tanggung jawab. Bertanggung jawab atas semua keputusan yang kita ambil, semua kata yang kita ucapkan dan semua perbuatan yang kita lakukan. Jujurnya, pergantian definisi tidak juga bisa menjadikan saya seseorang yang dewasa. Tapi, saya rasa setidaknya dia bisa melihat saya lebih baik. Dalam dua taun terakhir, ya saya setidaknya saya tidak lagi mempunyai bill telepon yang 4,000 dollar. Dan dalam dua taun terakhir, saya gak pernah cabut kerja (kalo sekolah sih ya iya masih). Dan dalam dua terakhir, saya bekerja di sebuah posisi dimana kesalahan adalah norma. Dimana integrity sebagai engineer diuji dengan keberanian mengakui kealpaan, kebesaran hati meminta maaf, ketekunan untuk membenarkannya dan kesungguhan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. I have not passed the test yet. But I am making a strong effort here. [2]
What's wrong with my tongue? These words keep slipping away I stutter I stumble like I've got nothing to say 'Cause I'm feeling nervous Trying to be so perfect 'Cause I know you're worth it, you're worth it Yeah... [Things I'll Never Say, Avril Lavigne] Lalu saya juga sadar, menjadi dewasa itu salah satu artinya adalah punya kemampuan untuk mengontrol emosi kita dan untuk menyembunyikan perasaan kita. Untuk itu kita butuh punya sebuah kebesaran hati untuk menerima apa yang Tuhan sudah gariskan buat kita. We always have plans but God is the one who decide. Kita harus besar hati untuk menerima keputusan walau itu bukan yang kita inginkan. Dan saat itu terjadi kita harus tetap mampu memberikan senyum kita yang terbaik, menunjukkan pada dunia bahwa kita mengerti life sucks, but we always move on. Sehingga kita tidak merusak kebahagiaan mereka yang ada disekitar kita. Kalau ini adalah salah satu kriteria menjadi dewasa, kamu sudah jadi saksi bahwa saya pass the test with fyling colors. Iya khan? [2]
Catlio Sofa Biru
[1] I do have a plan, lil sis. It just that I do not share with many people. But, at least, I told you I know what I like, what I want and what I am good at. [2] And I am a man with million words. But I will try to be as literal as possible from now on. My words should be stronger than Oak.
[3] I lose. Untuk beberapa hal, perasaan itu ada untuk kita jaga untuk diri kita sendiri bukan selalu untuk disampaikan.
posted by
CaTLio
@ 5:43 PM
1 comments
|
|