|
Saturday, June 02, 2007
LET'S MOVE ON
- Seminggu yang lalu, saya menghadiri sebuah makan malam perpisahan dengan salah dua kolega saya. Saya termasuk grup yang pulang terakhir bersama seorang senior saya dan WT. Di perjalanan pulang saya bertanya kepada senior saya yang merupakan team leader dari kolega saya yang keluar. "Do you feel sad? One of your team members leaving?". Jawaban dia cukup mengagetkan. "Well, that's always the case. Your friends always change. You can't deny them for better opportunities because of sentimental reason. The only thing that never changes is your blood. Your family. Your uncle will always be your uncle and your mum will always be your mum" -
Setelah senior saya mengucapkan hal itu, saya seperti sibuk dengan pikiran saya sendiri sepanjang perjalanan kami dari Shaw Tower ke City Hall MRT. Saya menjawab seadannya semua pertanyaan yang dilontarkan ke saya. Ada dua hal yang mengganggu kepala saya.
First Romeo dan Juliet memang cuma cerita isapan jempol yang versinya dimainkan ulang dari opera sampai drama sinetron. Seperti kata teman saya yang kemarin pergi bersama ke Orchard. "I will never leave my family for a guy". Honestly, it seems logical to me.
Keluarga tidak akan pernah berpisah. Karena mereka disatukan dengan darah. Jadi jangan pernah coba berpikir sebuah keluarga akan kalah. Baik ibu, adik apalagi ayah.
Yes. It damages my spirit. Quite badly. I always know and understand that decision is never ours, but sometime it always good to be able to have some kind of influence on the final outcome. Semangat saya tetap ada karena saya tahu ada beberapa juta orang di dunia yang akan mendukung my cause and reason. Dan saya tetap yakin saya belajar banyak cuma mungkin saya membayarnya dengan mahal. Dengan sebuah resources yang kita tidak akan bisa recover, my time. Saya cuma akan tetap berdoa. Suatu saat, saya yakin pertanda itu akan ada. Kuat dan tidak akan bisa dielakkan
Second. "You can't deny them for better opportunities because of sentimental reason. ". Lalu, kalau yang lebih baik datang bagaimana? One way or another, selingkuh jadi suatu trend terbaru di kalangan saya (sumpah tapi saya gak ikut-ikut). Ya ada yang sedang dalam misi suci membayar lunas kesedihan teman2nya diselingkuhi, ada yang sedang coba-coba. Ya pokoknya rame, lagi ada yang tergoda. Saya cuma bilang saya sudah pernah seperti itu dan berbagi pengalaman saya.
Buat saya selingkuh itu ada dua. Tingkat 1 dan Tingkat 2. Saya mendefnisikan tingkat satu sebagai selingkuh yang lebih disebabkan adrenaline pumping. Selingkuh yang disebabkan karena ingin sesuatu yang menantang, atau juga karena yah...birahi yang mendorong (kaum lelaki sih seharusnya cukup banyak yang familiar dengan term ini). Mudah saja untuk mendeteksi tingkat satu ini. Tanya saja sama yang selingkuh, kalau perselingkuhan ini diketahui oleh sang kekasih utama, apa dia akan menyesal dan meninggalkan selingkuhannya? Kalau iya, memang adrenaline pumping yang akan menjadi alasan utamanya. Kalau ternyata dia jadi bingung, bimbang, kenyataannya ini sudah menjadi sesuatu yang akut. Ini sudah tingkat dua. Selingkuh yang melibatkan perasaan dalam (tanpa bermaksud gender, perselingkuhan yang dilakukan kaum wanita biasanya tingkat 2 ini).
Buat saya yang menarik adalah mendengarkan cerita mereka yang menjalaninya. Dan juga pendapat mereka yang menjudge para pelaku ini. Bagaimana mereka kadang membelokkan aturan-aturan, bagaimana mereka membuat pembenaran dan juga bagaimana mereka dengan gigih stand their ground for what is right and what is wrong. Mereka yang gigih mengatakan apapun alasannya itu tetap salah bertemu dengan mereka yang membuat pembenaran. Buat saya, that is something amusing to watch. Ada yang berdebat "Lah pacar gue selingkuh, kenapa gue gak boleh?", ada juga yang memakai dalih "yah..cuma coba2 doang ko' gak pake perasaan". Atau yang lebih respectable, "Gue cerita ko' sama pacar gue kalo selingkuh, dan dia terima aja tuh".
Buat saya sendiri, saya yakin yang benar itu cuma satu. Saya tidak tahu mana yang benar dan salah tapi saya yakin kalau manusia akan selalu membuat pembenaran mereka sendiri. The interesting part adalah bagaimana manusia itu membuat pembenaran mereka. Yang penting buat saya adalah jangan pernah menyesal. You know exactly what you have to do.
Oh ya one more thing, never say never.
Catlio 386
P.S: Thanks for the concern brother. But I am a Superman, Man of Steel, stronger than ever.
posted by
CaTLio
@ 2:04 PM
4 comments
|
|