PLEASE, DONG, JANGAN SUKA SAMA GUE [1]
- Mohon maaf lahir dan batin semua. Selamat lebaran yah? - Kalo kaget pas baca judul post ini, wajar. Gue juga. Waktu teman gue, si teh matahari, mengucapkan kata-kata ini gue cukup kaget juga. Walaupun teman gue ini mengucapkannya dalam konteks bercerita dan bukannya memperingati gue untuk tidak suka sama dia. Dia bercerita kalau hubungannya dengan beberapa orang jadi kisruh [2], gara-gara ada beberapa orang yang dia tidak suka atau belum suka mengucapkan kata-kata suka dan membuat keadaan jadi gak enak dan serba salah. Dia menambahkan apalagi kalo itu sahabat dia sendiri. [3]
Ada dua alasan gue kaget. Pertama, gue sangat yakin bahwa perasaan atau cinta itu gak bisa diatur. Itu jujur. Dan seperti kata Trey dan Matt: "Love will be much simpler if we can choose who we loved, but it will be less magical". Gue sangat mendukung kata-kata ini. Saking mendukungnya, gue selalu make sure mereka yang emang gue anggap spesial tau kalo mereka spesial buat gue. Kedua, walaupun gue tau banyak mereka yang berkeinginan seperti teh matahari, gak banyak dari mereka yang secara gamblang mengucapkan kata-kata itu.
Walaupun gue gak setuju sama teman saya yang satu ini, gue tetep menghormati pendapatnya karena menurut gue dia lumayan responsible walau mencoba menolak kenyataan. Gue bilang sama dia, kalo gue jadi cowo itu pasti gue sedih. Karena dia bersikap seakaan dia tidak mau tau apa yang gue rasain.
You just dont feel or You just dont wanna feel [D'Cinnamons']
Dari orang2 tepatnya cewe2 di sekitar gue, gue menggolongkan mereka jadi tiga kelompok atas reaksi mereka ketika seorang cowo mengucapkan perasaan ingin memiliki mereka [4]
:
Kelompok 1: Mereka yang pengen dikagumin, seneng tebar pesona, tapi giliran disukain sama yang mereka ogah, either takut, kabur atau memperlakukannya secara tidak senonoh. Gw pernah ngeliat temen gue ngumpet gara-gara gbtan chattingan dia dateng dan ternyata temen gue itu ga suka. Buset! Yang lebih parah, gue pernah melihat seorang cewe secara sengaja nyuekkin dengan terang-terangan
Kelompok 2: Mereka yang biasanya lumayan tebar pesona. Giliran disukain, milih untuk menolak secara halus atau pura-pura bego. Temen gue si teh matahari ini ya pas banget di golongan ini. Walaupun mereka menolak kenyataan tapi minimal menurut gue mereka cukup ngerti kalo tebar pesona mereka bisa ke tempat yang salah dan at least mereka tidak memperlakukan secara nista mereka yang jatuh cinta. Buat gue kelompok ini OK walau memang nggak ideal.
Kelompok 3: Mereka yang bisa memperlakukan mereka yang suka secara benar at least berusaha memperlakukannya secara benar. Ini juga susah sih karena menghargai mereka bisa aja mengorbankan perasaan loe sendiri atau komitmen yang loe punya. Gue liat mereka yang emang berusaha walalupun gue belum menemukan mereka yang emang bisa secara perfect memposisikan diri mereka dalam situasi ini.
Pertanyaan balik ke gue. Gimana kalo gue dalam posisi ini, kata temen gue. Jawaban gue, gue akan mengucapkan terima kasih sebagai permulaan. Kebetulan banget kalo kayanya belon ada yang pernah suka sama gw dan gue gak suka balik (oportunis abis yah?). Walau gue tau susah, gue akan mencoba buat ngehargain dia dan memperlakukannya dengan tepat. Berusaha gak menyakitinya sambil juga menghormati komitmen yang gue punya. Gue gak yakin bisa but at least I try.
bolehkah aku bertanya siapa namamu hai darajangan takut padaku aku hanya jatuh cinta [Tompi]
CatlioKursi Item[1] Tenang ini temen gue yang bilang ini, bukan gue.
[2] Bahasa indonesianya ribet. Bahasa Zimbabwenya ctdyajehr.
[3] Gw nyengir pas denger cerita dia ini.
[4] Kata-katanya serem juga yah