POST-WATCHING : Phantom of The Opera - Gegen Die Wand (Head-On)
Phantom of the Opera
When love become jealousy
When jealousy become hatred
When hatred become madness...
Buat loe yang berencana nonton filem ini, gue pesankan bersiaplah untuk nonton opera bukan filem. Phantom of the opera, diangkat dari sebuah musical play Gaston Leroux, becerita tentang the Phantom , seorang music genius yang jatuh cinta sama a chorus girl yang dia ajarin. Christine, the chorus girl, setelah menjadi seorang lead soprano jatuh cinta sama Raoul. Konflik terbangun, ketika Phantom patah hati dan mencoba merusak kisah Christine dan Raoul. A tragedy.
Dari segi cerita gue suka filem ini. Filem filem yang bercerita tentang jenius yang tersingkirkan dan menjadi jahat karena tidak dimengerti dunia. Gw bisa bilang filem ini cantik. Dari kostum, komposisi, dan sudut ngambil gambar film ini super excellent. Two thumbs up buat Joel Schumacher yang memproduksi filem ini.
Sayangnya, gue kecewa berat dengan alur cerita yang terlalu lambat. Buat gue, sang sutradara gak nambahin satupun unsur kreatif dalam mengadaptasi musical play "Phantom of the Opera" ke movie screen. Semua dialog dilakukan sambil bernyanyi, jelas membuat filem ini jadi super duper lambat! Gak heran kalo temen temen yang nonton bareng gue emosi. Phantom of the Opera the movie sperti opera yang difilemkan. Gak ada perubahan. Beda banget sama musical movie macem Chicago ato Moullin Rouge.
Buat loe yang gak bersiap untuk nonton opera saat beli tiket filem ini, gw rasa ada besar kemungkinan loe bakal kecewa nonton filem ini.
Gegen Die Wand
Gegen Die Wand adalah filem buatan
Fatih Akin, seorang sutradara german dengan darah Turki. Sama seperti filem
Hamam (Turkish Bath), filem ini mengetengahkan sebuah honesty tentang masalah relationship yang dikaitkan dengan keeksotisan budaya Turki.
Filem ini bercerita tentang
Sibel dan
Cahit, dua orang jerman keturunan turki. Cahit berumur 30, pengguna cocaine dan peminum berat, manusia depresi karena ditinggal mati oleh istrinya. Sibel, umur 18, dying to break off from her family, depresi karena merasa terikat oleh aturan yang diterapkan keluarganya. Cahit dan Sibel menikah dengan tujuan membebaskan Sibel dari keluarganya. Mereka berjanji untuk nikah tapi tidak making love. Hanya sekedar menjadi roomate. Sibel and Cahit has the right to f*ck anyone they want. Cerita menjadi rumit karena kemudian mereka berdua jatuh cinta.
Keistimewaan filem ini menurut gue sama kaya
American Beauty yaitu keberanian menampilkan sebuah kejujuran. Menampilkan kenyataan yang jauh banget dari keadaan ideal. Filem ini kelam sekali. Seperti kesan yang ditampilkan filem
Monster Ball. Selama menonton sulit sekali menebak kejadian yang akan terjadi berikutnya. Endingnya sendiri jauh sekali dari ideal. Keistimewaan kedua adalah performance dari actor dan actress. Excellent. Last but not least, filem ini istimewa karena menampilkan sebuah sudut pandang tentang Turki. Di beberapa scene, a group band play turkish songs dengan Istanbul sebagai latar belakang. Dan menurut gue ini sebuah cara istimewa memberi deep impression of Turkish culture.
Buat loe yang bosen sama filem hollywood yang terlalu ideal ato filem jepang yang terlalu depresif, Gegen Die Wand is a very good movie!
Red Chair Bukit Gombak 386
- Your Body is a Wonderland (John Mayer) -